Cara mengukur Capasitor dg Multimeter

- 0 Post a Comment

Cara Mengukur Kapasitor dengan Multimeter – Kapasitor adalah Komponen Elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik dalam waktu sementara. Untuk mengukur nilai dari sebuah Kapasitor (Kondensator), kita memerlukan sebuah alat ukur yang dinamakan dengan Capacitance Meter (Kapasitansi Meter). Capacitance Meter adalah alat ukur yang khusus hanya mengukur nilai Kapasitansi sebuah Kapasitor. Selain Capacitance Meter, terdapat juga alat ukur gabungan yang dapat mengukur beberapa macam komponen elektronika, diantaranya adalah LCR Meter dan Multimeter.

LCR Meter adalah alat ukur yang dapat mengukur nilai L (Induktansi / Inductance, untuk mengukur Induktor atau Coil), C (Kapasitansi / Capacitance, untuk mengukur Kapasitor atau Kondensator) dan R (Resistansi / Resistance, untuk mengukur Hambatan atau Resistor) sedangkan Multimeter adalah alat ukur gabungan yang mendapat mengukur Arus, Tegangan, Hambatan (Resistansi) dan juga menguji beberapa macam Komponen Elektronika seperti Dioda, Kapasitor, Transistor dan Resistor.

Saat ini, telah banyak jenis Multimeter Digital yang telah mempunyai fungsi untuk mengukur nilai Kapasitor sehingga kita tidak perlu membeli alat khusus untuk mengukur nilai Kapasitansi Kapasitor dan tentunya Multimeter sebagai alat ukur gabungan memiliki batas tertentu dalam Mengukur Kapasitansi sebuah Kapasitor. Kapasitor yang mempunyai Kapasitansi yang besar terutama pada Kapasitor Elektrolit (ELCO) tidak semuanya dapat diukur nilainya oleh sebuah Multimeter Digital. Seperti contoh pada salah satu Multimeter dengan merek SANWA yang bertipe CD800a, batas pengukuran Kapasitansi Kapasitor hanya berkisar antara 50nF sampai 100µF.

Untuk menguji apakah Komponen Kapasitor dapat berfungsi dengan baik, kita juga dapat menggunakan Multimeter Analog dengan Skala Resistansi (Ohm). Multimeter Analog tidak dapat mengetahui dengan pasti nilai Kapasitansi dari sebuah Kapasitor, tetapi cukup bermanfaat untuk mengetahui apakah Kapasitor tersebut dalam Kondisi baik ataupun rusak (seperti Bocor ataupun Short (hubungan pendek)).

Menguji Capasitor dengan menggunakan Multimeter analog

Berikut ini adalah Cara menguji Kapasitor Elektrolit (ELCO) dengan Multimeter Analog :

  1. Atur posisi skala Selektor ke Ohm (Ω) dengan skala x1K
  2. Hubungkan Probe Merah (Positif ) ke kaki Kapasitor Positif
  3. Hubungkan Probe Hitam (Negatif) ke kaki Kapasitor Negatif
  4. Periksa Jarum yang ada pada Display Multimeter Analog,
    Kapasitor yang baik : Jarum bergerak naik dan kemudian kembali lagi.
    Kapasitor yang rusak : Jarum bergerak naik tetapi tidak kembali lagi.
    Kapasitor yang rusak : Jarum tidak naik sama sekali.



Mengukur Kapasitor dengan Multimeter Digital (Yang memiliki Fungsi Kapasitansi Meter

Hal yang perlu diingat, cara diatas hanya dapat digunakan pada Multimeter Digital yang memiliki kemampuan mengukur Kapasitansi.

Untuk lebih akurat, tentunya kita memerlukan alat ukur khusus untuk mengukur Nilai Kapasitansi sebuah Kapasitor seperti LCR meter dan Capacitance Meter. Cara pengukurannya pun hampir sama dengan cara menggunakan Multimeter Digital, hanya saja kita perlu menentukan nilai Kapasitansi yang paling dekat dengan Kapasitor yang akan kita ukur dengan cara mengatur Sakelar Selektor LCR meter dan Kapasitansi Meter. Dibawah ini adalah gambar bentuk Capacitance Meter, LCR Meter dan Multimeter.






[Continue reading...]

Rangkaian Star Delta

- 0 Post a Comment
Rangkaian star delta sering disebut juga sebagai rangkaian bintang, yang bisa dipakai untuk listrik 1 phase maupun 3 phase. Untuk lebih jelasnya, kita akan mengupas tuntas mulai dari pengertian, fungsi, jenis, prinsip kerja dan juga komponen rangkaian star delta dengan lebih spesifik. Jadi, jangan lewatkan informasi selengkapnya di bawah ini! Rangkaian star delta adalah rangkaian sirkuit yang biasa digunakan untuk mengoperasikan jenis motor 3 phase. Secara umum, rangkaian tersebut dapat digunakan untuk listrik 1 phase ataupun 3 phase. Namun penggunaannya sendiri terbilang lebih sering digunakan untuk rangkaian listrik 3 phase. Hal ini bukan tanpa alasan, tipe listrik 3 phase memang membutuhkan daya besar untuk memulai pergerakan. Itulah mengapa banyak disimpulkan bahwa tipe listrik 3 phase sangat cocok apabila menggunakan rangkaian tipe star delta ini. Fungsi Rangkaian Star Delta Secara umum, fungsi rangkaian star delta adalah untuk mengurangi jumlah arus start yang dihasilkan oleh motor listrik. Namun apa saja fungsi dan kelebihan dari rangkaian star delta yang lainnya? Berikut ini ulasan lebih lengkapnya yang bisa Anda simak. Saat motor pertama kali dihidupkan, bisa dibilang jumlah arus yang keluar bisa lebih terkurangi menjadi lebih sedikit. Hal ini bisa terjadi karena adanya koneksi star delta yang terpasang. Meskipun difungsikan untuk mengurangi lonjakan arus, namun ketika menggunakan tipe rangkaian ini maka tidak akan mengurangi torsi pada elektromotor tersebut. Koneksi star delta bisa dikatakan dapat digunakan untuk menstabilkan tegangan arus pada motor listrik. Apabila motor listrik mengalami kelebihan beban, maka rangkaian akan memutuskan tegangan. Dengan begitu arus yang kelebihan muatan akan berhenti secara otomatis. Skema Rangkaian StarDelta Secara umum, fungsi rangkaian star delta adalah untuk mengurangi jumlah arus start yang dihasilkan oleh motor listrik. Namun apa saja fungsi dan kelebihan dari rangkaian star delta yang lainnya? Berikut ini ulasan lebih lengkapnya yang bisa Anda simak. Saat motor pertama kali dihidupkan, bisa dibilang jumlah arus yang keluar bisa lebih terkurangi menjadi lebih sedikit. Hal ini bisa terjadi karena adanya koneksi star delta yang terpasang. Meskipun difungsikan untuk mengurangi lonjakan arus, namun ketika menggunakan tipe rangkaian ini maka tidak akan mengurangi torsi pada elektromotor tersebut. Koneksi star delta bisa dikatakan dapat digunakan untuk menstabilkan tegangan arus pada motor listrik. Apabila motor listrik mengalami kelebihan beban, maka rangkaian akan memutuskan tegangan. Dengan begitu arus yang kelebihan muatan akan berhenti secara otomatis. Untuk memahami lebih jauh mengenai rangkaian star delta, kami juga akan mengulas secara singkat skema dari komponen rangkaian star delta. Langsung saja kita kupas satu per satu komponen yang ada pada panel star delta beserta dengan fungsinya berikut ini. MCB 3 Pole Seperti namanya, MCB atau Miniatur Circuit Breaker merupakan alat yang berfungsi untuk menyambungkan dan memutus arus listrik. Pada rangkaian bintang, MCB juga berfungsi untuk mengontrol arus listrik yang mengalir pada jaringan. Apabila terjadi konsleting, lonjakan arus listrik atau bahkan hubungan pendek arus listrik, maka MCB 3 phole ini bertugas untuk memutuskan arus secara otomatis. KONTAKTOR Pada rangkaian star delta motor 3 phase, kontaktor juga berperan sebagai alat yang fungsinya untuk memutuskan dan menyambung arus listrik. Namun, arus yang dihasilkan oleh rangkaian ini berasal dari lilitan koil yang menghasilkan medan magnet. Pada rangkaian star dan delta, terdapat 3 buah kontaktor yang digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut ini : Kontaktor utama (main kontaktor) Kontaktor kedua yang digunakan pada saat rangkaian dalam sistem star. Kontaktor ketiga ini juga digunakan pada rangkaian. Terutama ketika jaringan sedang dalam sistem delta. THERMAL OVERLOAD RELAY (THOR) Thermal Overload Relay atau yang dikenal dengan singkatan TOR. Dimana komponen ini merupakan komponen rangkaian bintang yang berfungsi sebagai pengaman.Jadi, apabila jaringan mengalami kelebihan muatan listrik, maka TOR akan berfungsi untuk mengamankannya. Selain itu, komponen yang satu ini juga akan melakukan deteksi berdasarkan thermal.Timer adalah komponen yang memiliki fungsi untuk memutuskan dan menyambungkan arus, namun dengan menggunakan sistem waktu. Jadi, pada saat koil dialiri oleh arus listrik, maka timer akan memindahkan operasional induksi pada motor. Prosesnya yaitu memindahkan induksi dari star, kemudian diubah menjadi delta. TIMER Timer adalah komponen yang memiliki fungsi untuk memutuskan dan menyambungkan arus, namun dengan menggunakan sistem waktu. Jadi, pada saat koil dialiri oleh arus listrik, maka timer akan memindahkan operasional induksi pada motor. Prosesnya yaitu memindahkan induksi dari star, kemudian diubah menjadi delta. PRINSIP DAN CARA KERJA STAR DELTA Prinsip kerja rangkaian star delta sangat sederhana dan mudah dipahami. Untuk mengetahui bagaimana cara kerja rangkaian star delta, simak ulasan berikut ini : Pada saat tombol push button ditekan atau dalam kondisi on, maka tegangan yang bersumber dari MCB akan mengalir menuju koil. Koil magnetik kontaktor (K1) akan terhubung pada terminal NO pada K1. Nantinya tegangan push button off juga akan mengalir sebagai pengunci. Setelah itu, timer pada rangkaian juga akan mendapatkan arus listrik dari terminal koil k1. Tegangan NC yang berasal dari koil selanjutnya akan dialirkan pada koil magnetik kontaktor (K3). Kontaktor k1 lalu akan mengalirkan tegangan R-S-T menuju gulungan elektromotor. Lalu, kontaktor K3 akan menghubungkan terminal untuk pertama kalinya. Pada fase ini jaringan beroperasi dengan hubungan star. Setelah beroperasi dengan tegangan rendah, maka timer akan melakukan penyesuaian dan membuat arus pada rangkaian menjadi lebih stabil. Selanjutnya teminal NO akan terhubung pada koil magnetik K2 dan K3 sehingga tegangan R-S-T akan beroperasi pada gulungan elektromotor. Pada kondisi ini, hubungan rangkaian tersebut sedang berpindah dari star menuju delta. Lalu ketika push button off ditekan maka seluruh arus pada rangkaian akan terputus dan elektromotor akan berhenti. Sumber Content : https://thecityfoundry.com
[Continue reading...]

Cara menghitung Nilai Resitor

- 0 Post a Comment

Cara Menghitung Nilai Resistor

 – Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang bekerja di perusahaan perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan Elektronik tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun kode angka yang ada ditubuh Resistor itu sendiri Berdasarkan bentuknya dan proses pemasangannya pada PCB, Resistor terdiri 2 bentuk yaitu bentuk Komponen Axial/Radial dan Komponen Chip. Untuk bentuk Komponen Axial/Radial, nilai resistor diwakili oleh kode warna sehingga kita harus mengetahui cara membaca dan mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam warna tersebut sedangkan untuk komponen chip, nilainya diwakili oleh Kode tertentu sehingga lebih mudah dalam membacanya.Kita juga bisa mengetahui nilai suatu Resistor dengan cara menggunakan alat pengukur Ohm Meter atau MultiMeter. Satuan nilai Resistor adalah Ohm (Ω). Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang. Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan. Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di Tubuh Resistor :
Cara menghitung Gelang Resistor 4 Warna
Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-1 (pertama) Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-2 Masukkan angka langsung dari kode warna Gelang ke-3 Masukkan Jumlah nol dari kode warna Gelang ke-4 atau pangkatkan angka tersebut dengan 10 (10n) Merupakan Toleransi dari nilai Resistor tersebut Contoh : Gelang ke 1 : Coklat = 1 Gelang ke 2 : Hitam = 0 Gelang ke 3 : Hijau = 5 Gelang ke 4 : Hijau = 5 nol dibelakang angka gelang ke-2; atau kalikan 105 Gelang ke 5 : Perak = Toleransi 10% Maka nilai Resistor tersebut adalah 105 * 105 = 10.500.000 Ohm atau 10,5 MOhm dengan toleransi 10%.

  Contoh-contoh perhitungan lainnya : 


Merah, Merah, Merah, Emas → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm dengan 5% toleransi Kuning, Ungu, Orange, Perak → 47 * 10³ = 47.000 Ohm atau 47 Kilo Ohm dengan 10% toleransi Cara menghitung Toleransi : 2.200 Ohm dengan Toleransi 5% = 2200 – 5% = 2.090 2200 + 5% = 2.310 ini artinya nilai Resistor tersebut akan berkisar antara 2.090 Ohm ~ 2.310 Ohm Membaca nilai Resistor yang berbentuk komponen Chip lebih mudah dari Komponen Axial, karena tidak menggunakan kode warna sebagai pengganti nilainya. Kode yang digunakan oleh Resistor yang berbentuk Komponen Chip menggunakan Kode Angka langsung jadi sangat mudah dibaca atau disebut dengan Body Code Resistor (Kode Tubuh Resistor)
Contoh : Kode Angka yang tertulis di badan Komponen Chip Resistor adalah 4 7 3; Contoh cara pembacaan dan cara menghitung nilai resistor berdasarkan kode angka adalah sebagai berikut : Masukkan Angka ke-1 langsung = 4 Masukkan Angka ke-2 langsung = 7 Masukkan Jumlah nol dari Angka ke 3 = 000 (3 nol) atau kalikan dengan 10³ Maka nilainya adalah 47.000 Ohm atau 47 kilo Ohm (47 kOhm) Contoh-contoh perhitungan lainnya : 222 → 22 * 10² = 2.200 Ohm atau 2,2 Kilo Ohm 103 → 10 * 10³ = 10.000 Ohm atau 10 Kilo Ohm 334 → 33 * 104 = 330.000 Ohm atau 330 Kilo Ohm Ada juga yang memakai kode angka seperti dibawah ini : (Tulisan R menandakan letaknya koma decimal) 4R7 = 4,7 Ohm 0R22 = 0,22 Ohm Keterangan : Ohm = Ω Kilo Ohm = KΩ Mega Ohm = MΩ 1.000 Ohm = 1 kilo Ohm (1 KΩ ) 1.000.000 Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ) 1.000 kilo Ohm = 1 Mega Ohm (1 MΩ) Semoga bermanfaat Sumber content : Blog Teknik Elektronika
[Continue reading...]

20 Istilah Kelistrikan yang wajib kita ketahui

- 0 Post a Comment



Walaupun konsumen sudah menjadi pelanggan tetap PLN, namun tentunya tidak sepenuhnya mengetahui istilah kelistrikan yang biasanya dipergunakan. Seperti diketahui ada alat yang memang sepenuhnya menjadi pendukung agar listrik sampai kerumah kita, seperti jaringan transmisi atau Gardu Induk. Nah, untuk lebih memahami apa saja istilah yang sering kali kita temui ketika berhubungan dengan PLN, ruangenergi mencoba berbagi dengan para pembaca setianya tentang istilah penting di dunia kelistrikan, sebagai berikut : 1.Alat Pembatas dan alat Pengukur (APP) Alat milik PT PLN (Persero) yang berfungsi untuk membatasi daya listrik yang dipakai serta mengukur pemakaian energi listrik 2.Ampere (A) Satuan Arus Listrik Biaya Beban (BB) Komponen biaya dalam rekening listrik yang besarnya tetap, dihitung berdasarkan daya tersambung 3.Biaya Keterlambatan (BK) Adalah biaya yang dibebankan pada pelanggan karena tidak memenuhi kewajiban membayar tagihan PLN tepat pada waktunya 4.Biaya Penyambungan (BP) Biaya yang harus dibayar kepada PLN oleh calon pelanggan atau pelanggan untuk memperoleh penyambungan baru atau tambah daya 5.Current Transformer atau Trafo Arus (CT) Alat untuk menurunkan arus listrik untuk keperluan pengukuran energi Hertz (HZ) Satuan frekuensi listrik Jam nyala Pemakaian kWh dalam satu bulan dibagi dengan kVA tersambung 6.Kilo Meter Sirkuit (kms) Satuan panjang jaringan transmisi atau distribusi tenaga listrik tiga fasa 7.Kilo Volt Ampere (kVA) Seribu Volt Ampere, adalah satuan daya 8.Kilo Volt (kV) Seribu Volt, adalah satuan tegangan listrik 9.Kilo Watt (kW) Satuan daya listrik nyata (aktif) 10.Kilo Watt Hour (kWh) Satuan energy listrik nyata (aktif) 11.KVARh Kilo Volt Ampere Reactive Hour, satuan energy listrik semu (reaktif) 12.kVARh Meter Alat ukur pemakaian energi listrik semu (reaktif) 13.kWh Meter Alat ukur pemakaian energi listrik 14.kWh Meter Tarif Ganda kWh Meter yang mempunyai dua register, satu register untuk mengukur pemakaian energy pada WBP dan satu register lainnya untuk mengukur energy pada LWBP 15.kWh Meter Tarif Tunggal kWh Meter yang mempunyai satu register untuk mengukur pemakaian energi 16.LWBP Luar Waktu Beban Puncak (jam 22.00 – 18.00) 15.MVA Mega Volt Ampere (Sejuta Volt Ampere) 17.Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU) Pajak yang dibayar oleh semua pelanggan PLN, dipungut oleh PLN dan selanjutnya disetor ke kas Pemerintah Daerah 18.Volt Ampere (VA) Satuan daya (daya buta) 19.Volt (V) Satuan Tegangan Listrik Waktu Beban Puncak (WBP) Waktu jam 18.00 sampai dengan jam 22.00 waktu setempat 20.Watt Satuan daya listrik nyata.
[Continue reading...]

Apa yang dimaksud dengan arus Listrik ..?

- 0 Post a Comment
Kita memanfaatkan kekuatan listrik setiap hari tanpa terlalu memikirkannya. Anda mungkin menemukan bahwa ada beberapa hal tentang listrik yang tidak Anda ketahui. Anda mungkin juga malu untuk bertanya tentang sesuatu yang menurut Anda seharusnya sudah Anda pahami. Jangan takut! Halaman ini kami memberikan pengetahuan dasar tentang arus serta pengenalan yang mudah dipahami tentang topik-topik seperti perbedaan antara arus dan tegangan, berbagai jenis arus, dan metode untuk mengukur arus. Setelah Anda membacanya, Anda harus memiliki pemahaman dasar tentang arus. Apa yang dimaksud arus listrik? Arus mengacu pada aliran listrik dalam sirkuit elektronik, dan jumlah listrik yang mengalir melalui sirkuit. Diukur dalam ampere (A). Semakin besar nilai dalam ampere, semakin banyak listrik yang mengalir di sirkuit. Listrik mudah divisualisasikan seperti aliran air di sungai. Partikel yang disebut elektron berkumpul, dan jumlah elektron yang mengalir setiap detik adalah arus. Perbedaan antara tegangan dan arus Tegangan adalah istilah lain yang digunakan dalam kaitannya dengan sirkuit elektronik seperti halnya arus. Tegangan diukur dalam volt (V). Seperti arus, tegangan juga terkait dengan aliran elektron dalam suatu rangkaian. Arus mengacu pada aliran elektron, sedangkan tegangan mengacu pada jumlah gaya yang mendorong elektron yang mengalir.Resistansi atau hambatan adalah komponen lain yang mempengaruhi kuat atau lemahnya suatu arus. Bayangkan resistensi sebagai lebar di mana elektron mengalir. Semakin besar hambatannya, semakin sempit lebar yang harus dilalui elektron, dan oleh karena itu semakin rendah arusnya. Sebaliknya, resistansi yang lebih rendah meningkatkan lebar di mana elektron dapat mengalir, memungkinkan lebih banyak arus mengalir sekaligus. Jika Anda ingin lebih banyak arus mengalir pada nilai resistansi yang diberikan, Anda dapat melakukannya dengan menaikkan tegangan. Daya umumnya dihitung dengan mengalikan arus (A) dengan tegangan (V), menghasilkan hasil yang dinyatakan dalam watt (W). Dengan cara ini, arus dan tegangan benar-benar berbeda, tetapi keduanya merupakan elemen penting dalam dunia kelistrikan. Arus searah (DC) dan arus bolak-balik (AC) Istilah arus dan tegangan mencakup berbagai jenis fenomena, dan satu perbedaan utama yang dapat dibuat adalah arus searah (DC) dan arus bolak-balik. Arus searah (DC) mengacu pada arus dan tegangan yang arahnya tidak berubah. Listrik AC digunakan oleh jaringan listrik, misalnya di outlet rumah tangga. Namun, sebagian besar perangkat elektronik standar mengubahnya menjadi arus DC dengan sirkuit internalnya. Lalu, mengapa jaringan listrik menggunakan arus AC? Alasannya ada hubungannya dengan transmisi. Resistansi pada saluran listrik menyebabkan kerugian ketika arus ditransmisikan, tetapi kerugian itu dapat dikurangi dengan meningkatkan tegangan. Namun, sulit untuk membuat arus DC tegangan tinggi, sehingga listrik ditransmisikan sebagai arus AC dan kemudian diturunkan ke tegangan yang lebih rendah oleh transformator sebelum dipasok ke perangkat listrik melalui jaringan listrik. Kemudian perangkat tersebut, dalam banyak kasus, mengubah arus AC menjadi arus DC dengan sirkuit internalnya sehingga dapat digunakan. Bagaimana mengukur arus listrik? Untuk mengukur arus, Anda harus menggunakan instrumen seperti multimeter digital. Fungsionalitas bervariasi menurut produk, tetapi multimeter digital dapat melakukan berbagai pengukuran, termasuk tidak hanya arus, tetapi juga tegangan dan hambatan. Saat mengukur arus dengan multimeter digital, Anda harus mengatur instrumen ke fungsi arus sebelum melakukan pengukuran. Instrumen akan memiliki sejumlah unit tampilan, misalnya A, mA, dan A, jadi Anda harus memilih rentang pengukuran yang paling sesuai dengan arus yang Anda ukur. Saat mengukur arus, sambungkan terminal negatif ke stopkontak COM dan terminal positif ke stopkontak A pada instrumen sehingga multimeter dirangkai seri dengan rangkaian. Arus mengacu pada aliran listrik dalam sirkuit elektronik, dengan angka yang lebih besar menunjukkan lebih banyak listrik. Meskipun arus berbeda dari tegangan, keduanya merupakan konsep penting, dan perlu untuk memahami masing-masing. Arus dapat diukur dengan menggunakan multimeter digital. Mengapa tidak mencoba mengukur arus berdasarkan informasi yang diperkenalkan di halaman ini Sumber : HIOKI.com
[Continue reading...]
 
Copyright © . Belajar Ilmu Listrik - Posts · Comments
Theme Template by BTDesigner · Powered by Blogger